Senin, 15 Mei 2017

Metode Spiritual



METODE SPIRITUAL

Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
email: samidi.khalim@yahoo.co.id


"Barang siapa hidup tanpa dorongan keinginan egoisme, maka ia termasuk orang yang pandai mengatur hidupnya"

Lintasan sejarah dalam cakrawala kehidupan manusia sesungguhnya melalui perjalanan spiritualnya untuk menuju sumber kebahagiaan dan persatuan yang hanya dimungkinkan oleh daya penglihatannya yang tajam terhadap realitas surgawi dibalik bentuk keduniawian, karena eksistensi segala sesuatu adalah identik dengan hubungan antara wujud khusus dengan Yang Maha Wujud, sehingga eksisten-eksisten hanya menjadi ada dalam hubungannya dengan yang Maha Mutlak. Manusia menjalin sejarah-sejarah dan perumpamaan dengan formulasi doktrin dan praktik ibadah secara langsunbg yang meliputi seluruh eksistensi manusia dan berbagai persoalan serta rintangan-rintangan dalam pencariannya terhadap yang Maha Benar, yakni ; Sebuah pencarian yang juga berarti sebuah perjalanan yang bermula dari sesuatu yang membingungkan jiwanya sendiri menuju pusat dunia yang berkilauan dengan dalih surgawi yang mensucikan hatinya

Selasa, 18 April 2017

Rezeki dan Dosa



Rezeki & Dosa
Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id


Apa itu Rezeki..???
Manusia sering bimbang mengenai rezekinya apakah ada atau tidak cukup? Tetapi apakah itu rezeki? Adakah harta atau uang itu rezeki?
Menurut Islam, Allah S.W.T. berkehendak pada kita supaya berkata benar dan jangan melakukan yang batil. Buatlah apa yang diridhai Allah dan ketahuilah bahawa rezeki kita berada di tangan-Nya. Tidak seorang pun yang dapat mengambil atau menghambat rezeki kita. Allah telah menerangkan kepada kita bahawa Ia mengaruniakan Qarun dengan harta yang banyak. Namun Qarun tidak pernah puas karena angkuh.
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui bahawasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? (Surah Al-Qasas: 78)
Sesungguhnya rezeki itu tidak berperanan pada harta, derajat, keturunan atau pangkat saja, malah ia memainkan peranan mendapatkan keridhaan Allah dari segi ucapan dan amalan. Di sinilah kita dapat memahami maksud firman Allah berikut, yang bermaksud:
"Dan jadilah orang-orang (yang sebelumnya) itu mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: Aduhai, benarlah Allah telah melapangkan rezeki bagi sesiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan kurniaNya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah! Tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). (Surah Al-Qasas: 82)
Allah telah mengaruniakan orang-orang yang bermaksiat terhadap-Nya dengan harta yang banyak atau derajat keduniaan yang tinggi.

Senin, 10 April 2017

Khalifah di Bumi



KHALIFATUL ARDHI
( Pemimpin Di Muka Bumi )

"Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi, karena itu barang siapa yang kafir, maka akibat kekafirannya itu menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran dari orang-orang yang kafir tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya. Dan kekafiran orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian belaka" (QS. : Fathir : 39).

Dari semenjak kejadian manusia pertama (Abul Basyar) bapak dari semua manusia, yakni Adam Alaihisalam. hingga kini sudah ratusan bahkan jutaan ribu umat datang merantau ke planet bumi. Dan tidak seorangpun diantara mereka yang akan tinggal tetap di dunia ini selamanya. Semuanya telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. Di dalam perantauannya itu, mereka telah meninggalkan banyak bekas di laut dan di bumi. Semoga keberangkatannya itu akan menjadikan suatu pelajaran yang tidak ternilai untuk kita yang sekarang ini masih dalam keadaan bernafas. Dan mudah-mudahan kita semua tidak mengulangi perbuatan buruk yang sudah menjadi milik sebagian mereka.
Hendaklah melekat di dalam ingatan bahwa setiap diri manusia berasal dari Allah, dan pada hakikatnya manusia itu tidak memiliki apa-apa. Semua yang ada di alam dan pada diri kita, bahkan manusia itu sendiri adalah milik atau harta kepunyaan Allah. Terbukti ada jasad tanpa ruh, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka hayatilah dan syukurilah, hidup itu saja sudah merupakan nikmat dan rahmat Allah. Sedangkan panca indera - ilmu- harta-dan kedudukan adalah amanah yang diberikan Allah kepada manusia, yang sewaktu-waktu akan diambil kembali sesuai dengan ketetapanNya. Manusia hanyalah memperoleh barang titipan semata, ia diberi hak penuh untuk dipergunakan selama dalam perantauannya di bumi. Maka jika ia ingin menghitung-hitung berapa banyak rahmat dan nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya, pastilah ia tak sanggup menghitungnya (tak dapat dihitung saking banyaknya). Seperti tersebut dalam Al-Qur'an - Al'Karim : "Sesungguhnya KAMI telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan KAMI adakan di muka bumi itu sumber-sumber penghidupan, tetapi amat sedikit kamu bersyukur" (QS. Al'Araaf : 10).

Selasa, 04 April 2017

HAKIKAT DO'A DAN DZIKIR



HAKIKAT DO'A DAN DZIKRULLAH

Firman Allah dalam Al-Qur'an : 
"Berdoalah kepadaku niscaya kuperkenankan bagimu". "Dengan mengingat Allah hati menjadi tentram".

Berdoa dan dzikrullah (ingat kepada Allah) adalah sarana yang paling tepat dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Tuhan Yang Esa atas anak cucu Adam. Karena doa dan dzikir memungkinkan pengaksesan kesunyian yang tersembunyi di pusat wujud manusia. Kesunyian yang merupakan bentuk irama doa dan dzikir paling merdu, yang hanya di dengar oleh para wali-wali Allah dan merupakan sumber seluruh aktivitas serta perbuatan yang penuh arti, sekaligus menjadi sumber keberadaan dan kehidupan manusia. " Islam menjadikan irama doa dan dzikrullah sebagai getaran dan gema dari realitas yang transenden dan sekaligus imanen". Tuhan memerintahkan kepada manusia agar memperbanyak doa dan dzikir, untuk dapat mengenal dirinya sendiri dan kemudian mengenal Tuhannya dengan sebenar-benarnya. Dengan bantuan doktrin dan metode spiritual, manusia akan mampu memahami siapa dirinya, dengan meninggalkan apa saja yang menyesatkan untuk dapat mengetahui hakikat dirinya. " Doa dan dzikrullah mampu membawa manusia meraih ketentraman dan kedamaian yang tersembunyi di pusat wujudnya", dan pencapaian dapat dilakukan oleh setiap orang pada setiap kesempatan dalam membebaskan manusia dari prahara yang menghancurkan dalam kehidupan ini dan dari kericuhan dunia eksternal, tanpa perlu meninggalkan dunia itu sendiri, karena tujuan berdoa dan berdzikir adalah membawa manusia dari dunia bentuk ke dunia ruh; namun karena dia tinggal di dunia bentuk (material) dan pada awal perjalanan spiritual tidaklah terlepas darinya, maka dengan menggunakan dunia bentuk sedemikian rupa, doa dan dzikrullah mengarahkan perhatian manusia kedunia spiritual, namun bersamaan dengan itu sekaligus juga merupakan simbol dan tangga untuk dapat mencapai persatuan dan kesatuan yang mengikat erat antara manusia dengan Tuhannya.

Rabu, 22 Maret 2017

Kitab Tauhid Jawan Karya KH. R. Asnawi



Studi Kitab Tauhid Jawan Karya KH. R. Asnawi
Di Ponpes Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus
Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id


I. Pendahuluan
Pondok pesantren salaf mengajarkan berbagai macam ajaran Islam yang didasarkan pada kitab kuning, dari aqidah, tauhid, syariat, dan juga akhlak. karena pondok pesantren merupakan salah satu benteng pertahanan masyarakat dari gempuran ideologi dan paham-paham dari luar. Kitab tauhid yang berisi ajaran tauhid (mengesakan Allah) merupakan ajaran pokok dalam Islam, atau dengan kata lain doktrin sentral bagi umat Islam. Selain itu, Pesantren di Indonesia merupakan satu di antara beragam institusi pendidikan Islam yang berperan dalam membentuk masyarakat Indonesia dengan menyediakan pendidikan dan pengajaran. Lembaga ini juga telah melahirkan beberapa ulama, pemimpin masyarakat serta guru untuk madrasah-madrasah (Dhofier, 1995).
Komponen utama pondok pesantren terdiri dari pengasuh pondok pesantren, santri, masjid, kitab kuning dan komplek pondok pesantren (Dhofier,1982). Semua aspek tersebut saling terkait satu sama lainya, pengasuh pondok pesantren adalah pengajar utama sekaligus pemimpin pondok pondok pesantren. Santri merupakan murid di pondok pesantren yang memiliki hubungan dekat dengan kyai yakni hubungan antara murid dan guru, hubungan ini berlangsung terus menerus tidak hanya terbatas ketika santri belajar di pondok pesantren namun juga berlanjut sampai ketika santri kembali ke masyarakat. Masjid  merupakan pusat kegiatan dilangsungkan, di tempat inilah orang-orang pondok pesantren sembahyang dan belajar ilmu-ilmu agama. Sementara komplek pondok pesantren berfungsi sebagai tempat tinggal santri. Sedangkan kitab kuning yang berisi ilmu ilmu keagamaan berperan sebagai referensi dan bahan ajar yang digunakan selama proses belajar mengajar.

Senin, 20 Maret 2017

TASAWUF SEBAGAI TERAPI (PERSPEKTIF KONSELING ISLAMI)



                                                                    Samidi Khalim
                                                         Balai Litbang Agama Semarang
                                                      Email: samidi.khalim@yahoo.co.id 
 

Abstrak
Kemajuan yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, budaya dan politik, mengharuskan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak problem. Tidak semua orang mampu untuk beradaptasi, akibatnya adalah individu-individu yang menyimpan berbagai problem psikis dan fisik, dengan demikian dibutuhkan cara efektif untuk mengatasinya.
Berbicara masalah solusi, kini muncul kecenderungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran Islam muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pencipta. Selain itu berkembang pula kegiatan konseling yang memang bertujuan membantu seseorang menyelesaikan masalah. Karena semua masalah pasti ada penyelesaiannya serta segala penyakit pasti ada obatnya. Peluang tasawuf dalam menangani penyakit-penyakit psikologis atas segala problem manusia, semakin terbentang lebar di era modern ini.

      Kata Kunci : Tasawuf, Terapi, Konseling Islam

A.  Pendahuluan
Tulisan ini berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan cenderung berorientasi pada materirialistik, skolaristik, dan rasionalistik dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kenyamanan, tetapi justru melahirkan abad kecemasan (the age of anxienty). Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang memberikan segala fasilitas kemudahan, ternyata juga memberikan dampak berbagai problema psikologis bagi manusia itu sendiri.

Kajian Naskah KBG 391


                        DIMENSI TEOLOGIS NASKAH KBG 391 KOLEKSI PNRI[1]
Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id



I.                    Pendahuluan
Naskah KBG 931 merupakan salah satu koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Berdasarkan kode tersebut, berarti naskah ini merupakan koleksi Naskah Jawa (Koninklijk Bataviaasch Genootschap), yang penulis temukan di dalam “Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia” jilid 4 (Behrend, 1998:257). Dalam katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A Fakultas Sastra Universitas Indonesia, (T.E. Behrend dan Titik Pudjiastuti, 1997), naskah ini masuk ke dalam naskah lain-lain. Kode dalam katalog tersebut adalah LL.7 Platenalbum Yogya 6-8. Beberapa katalog yang penulis telusuri, seperti Katalog Naskah-naskah Perpustakaan Pura Pakualaman (Sri Ratna Saktimulya, 2005), Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 1: Museum Sonobudoyo Yogyakarta (Behrend, 1990), dan juga Direktori Edisi Naskah Nusantara (Edi S. Ekajati, 1999) tidak ditemukan keterangan tentang naskah KBG 931. Dalam penelitian ini, naskah yang dipilih adalah naskah KBG 931 yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kajian Kitab Husunul Hamidiyah di Pontren Al Muayyad Solo



                                     Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id
 

I.                   Pendahuluan
Perkembangan Pondok pesantren di Indonesia sekarang terlihat begitu nyata, ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa (Azra, 2001:70). Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis. Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren. Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai, masjid, santri, pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya (Dhofier,1982). Semua aspek tersebut saling terkait satu sama lainya, pengasuh pondok pesantren adalah pengajar utama sekaligus pemimpin pondok pondok pesantren. Santri merupakan murid di pondok pesantren yang memiliki hubungan dekat dengan kyai yakni hubungan antara murid dan guru, hubungan ini berlangsung terus menerus tidak hanya terbatas ketika santri belajar di pondok pesantren namun juga berlanjut sampai ketika santri kembali ke masyarakat. Masjid  merupakan pusat kegiatan dilangsungkan, di tempat inilah orang-orang pondok pesantren sembahyang dan belajar ilmu-ilmu agama. Sementara komplek pondok pesantren berfungsi sebagai tempat tinggal santri. Sedangkan kitab kuning yang berisi ilmu ilmu keagamaan berperan sebagai referensi dan bahan ajar yang digunakan selama proses belajar mengajar.

Kamis, 16 Maret 2017

NASKAH PESANTREN DI JAWA



Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id



Pendahuluan
Berbicara tentang Sejarah Pernaskahan di Jawa berarti kita membicarakan salah satu bagian dari Tradisi Besar (Great Tradition) Islam di Indonesia. Naskah-naskah Pesantren di Jawa khususnya dan Nusantara pada umumnya, mengandung record (rekaman) tradisi keilmuan agama Islam yang berbentuk karya tertulis. Naskah  Pesantren pada umumnya berupa kitab-kitab yang diajarkan oleh kyai kepda para santrinya, baik itu di pesantren Jawa dan lembaga serupa yang ada di Luar Jawa. Pengajaran tradisi keilmuan Islam tersebut secara  tradisional dikemas dalam bentuk kitab-kitab klasik yang lazim disebut Kitab Kuning (Bruinesen, 1999). Secara umum kita-kitab tersebut berisi tentang pengajaran  keilmuan agama Islam  yang berkaitan dengan  tafsir, hadits, usul al-fiqh, akidah/ ushuluddin,  tasawuf dan tarekat, tata bahasa Arab tradisionil (nahu,  sharaf,  balaghah), akhlak, kumpulan do’a-wirid, mujarabad, qishash Al-Ambiya, maulid, manaqib dan sebagainya. (Bruinessen, 1999: 134-135). Kandungan tradisi intelektual Islam yang termuat dalam kitab-kitab tersebut berkisar pada  tiga kategori, antara lain yaitu  pada paham akidah Asy’ari,  mazhab fiqih Syafi’i, ajaran akhlak dan tsawuf Al-Ghazali, serta karya-karya lainnya. 

Rabu, 15 Maret 2017

MASJID AGUNG TUBAN



SEJARAH, BANGUNAN, DAN FUNGSI MASJID AGUNG TUBAN
JAWA TIMUR
Oleh : Samidi
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang




Abstrak

Artikel ini merupakan ringkasan penelitian tentang sejarah, bangunan, dan fungsi Masjid Agung Tuban Jawa Timur. Penulis menggunakan pendekatan sejarah dan sosiologis dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun hasilnya diketahui bahwa Masjid Agung Tuban sudah ada sejak jaman Sunan Bonang (sekitar tahun 1486) dan bentuknya masih sangat sederhana. Bentuknya asli bangunan masjid yang masih ada sampai sekarang ini adalah tempat untuk pengimaman (mihrab), selebihnya bangunan ini sudah tidak berbekas lagi. Masjid Agung Tuban mengalami beberapakali renovasi, bahkan dilakukan renovasi total (tahun 2004) yang menghilangkan nilai historisitas dan orisinalitas masjid sebagai benda cagar budaya. Bentuk bangunan Masjid Agung Tuban yang lama telah berganti dengan bangunan baru yang lebih megah dan terlihat mewah. Meskipun demikian, pengurus masjid (takmir) Masjid Agung Tuban tidak menjadikan masjid hanya sebagai tempat ibadah ritual semata (salat rawatib, dzikir, i’tikaf). Pengurus mencoba mengoptimalkan fungsi masjid, dikembalikan fungsinya seperti seperti zaman Nabi, yaitu sebagai pusat ibadah dan kebudayaan Islam.

Kata kunci: sejarah, bangunan, fungsi, Masjid Agung Tuban

MITOS JOKO MODO DARI REMBANG



DESA “KUTUKAN” BAGI PARA PEJABAT
(Analisis Semiotika Mitos Joko Modo dari Rembang)
Samidi
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang


Abstrak
Artikel ini merupakan ringkasan penelitian pada salah satu mitos yang masih eksis di Kabupaten Rembang, yaitu kisah Joko Modo. Mitos ini sampai sekarang masih diyakini oleh masyarakat Rembang. Mitos Joko Modo menjadi penyebab para pejabat atau pegawai pemerintah tidak berani masuk ke Dukuh Modo Desa Jadi Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang tersebut. Ada kepercayaan bahwa para pejabat akan lengser dan pegawai pemerintah akan mendapat musibah jika masuk Dukuh Modo. Penulis menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure untuk mengurai makna mitos Joko Modo tersebut. Mitos Joko Modo sebenarnya merupakan bentuk komunikasi masyarakat melalui tanda dan kode tertentu yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Makna semiotik tersebut diantaranya yaitu: setting sosial budaya munculnya mitos adalah masyarakat agraris, perbedaan kelas sosial dan tingkat ekonomi dalam suatu masyarakat dapat menjadi pemicu konflik, dan pentingnya identitas diri atau wilayah.

Kata Kunci: mitos, Joko Modo, semiotik.

BIOGRAFI KH. AHMAD SYAKIR MA’SHOEM LASEM

Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id


Ahmad Syakir merupakan anak ketiga dari perkawinan Mbah Ma’shum Lasem (w. 1972) dengan Nyai Nuriyah binti KH. Zainuddin bin KH. Ibrahim bin KH. Abdul Latif bin Mbah Joyotirto bin Mbah Abdul Halim bin Mbah Sambu. Ibu Nyai Nuriyah bernama Nyai Mashfuriyah bin KH. Abdul Aziz bin KH. Abdul Latif bin Mbah Joyotirto bin Mbah Abdul Halim bin Mbah Sambu (Thomafi, 2007:58-59).
Ahmad Syakir lahir pada tahun 1920 (1338 H), tanggal dan bulan kelahirannya tidak diketahui dengan pasti.[1] Pendidikan awal Ahmad Syakir diperoleh dari keluarga, dia mendapat pendidikan agama dari ayahandanya sendiri yang merupakan ulama karismatis, yaitu Mbah Ma’shum. Ahmad Syakir tidak pernah mengenyam pendidikan formal, karena memang pada waktu itu masih dalam kondisi penjajahan kolonial Belanda. Meskipun demikian, Mbah Ma’shum sangat menekankan arti pentingnya pendidikan kepada putra-putranya. Ahmad Syakir muda di kirimnya ke beberapa pondok pesantren terkenal di Jawa, seperti ke pondok pesantren yang diasuh oleh Kyai Kholil Kasingan Rembang (mertua KH. Bisri Mustofa), pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur, pondok pesantren Buntet Astanajopura Cirebon yang diasuh oleh Kyai Abbas, pondok pesantren Termas yang diasuh Kyai Dimyati, dan pondok pesantren Watucongol Magelang yang diasuh KH. Dalhar.[2]

Jumat, 27 Januari 2017

FADILAH SURAT AL-IKHLAS

FADILAH SURAT AL-IKHLAS

Rasulullah s.a.w pernah bersabda kepada isteri kesayangan baginda, Siti Aisyah, antara mafhumnya: "Wahai Aisyah isteriku, sebelum kamu tidur, khatamlah dulu Al-Qur'an." Aisyah lalu berkata, "Wahai suamiku, saya tidak mampu khatam Al-Qur'an sebanyak 30 juz itu." Apabila mendengar kata-kata Aisyah tersebut, Rasulullah s.a.w sambil tersenyum  menjawab, 
"Barangsiapa yang membaca tiga kali surah AL-Ikhlas sebelum tidur, seolah-olah ia telah khatam AL-Qur'an keseluruhannya."
Dari Sayidina Ali r.a, dari Rasulullah s.a.w bersabda: "Siapa hendak pergi musafir, kemudian ketika ia hendak meninggalkan rumahnya, ia membaca surah Al-Ikhlas 11 x, maka Tuhan memelihara rumahnya sampai ia kembali".

KISAH DUA MALAIKAT

Kisah dua Malaikat

Yunus bin Ubaid dari Al-Hasan berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
 "Setiap anak Adam itu akan dijaga oleh dua orang malaikat, dan malaikat yang sebelah kanan itu lebih berkuasa dari yang disebelah kiri".

Kalau seseorang anak Adam itu membuat dosa maka malaikat yang disebelah kiri akan bertanya kepada malaikat yang disebelah kanan, "Apakah yangharus aku catat ?" Maka berkata malaikat yang sebelah kanan, "Jangan kamu catat dosanya sehingga ia melakukan 5 dosa". Kemudian bertanya malaikat yang disebelah kiri lagi, "Kalau dia telah melakukan 5 dosa, apakah yang harus aku catatkan ?". Berkata malaikat yang sebelah kanan, "Biarkan sehingga dia membuat kebaikan, sebab kami telah diberitahu bahawa satu hasanat kebaikan dapat sepuluh kali ganda. Oleh itu, kita hapuskan 5 sebagai imbangan dari dosa yang 5 dan kami catatkan hanya 5 hasanat."
Apabila syaitan mendengar yang demikian, maka dia pun menjeritlah sambil berkata, "Kalau macam ini bilakah aku dapat menjerumuskan anak Adam".

SAAT IZRAIL DATANG

SAAT IZRAIL DATANG

Rasullullah S.A.W bersabda:
"Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai kelutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."
Sambung Rasullullah S.A.W. lagi :
"Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya  di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini  adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibrail A.S."
Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang disekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

DZIKIR HARIAN SEORANG MUSLIM


Salah satu tanda kepribadian seorang muslim itu adalah berzikir. Kita dianjurkan berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.
Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma'rifat kita kepada Allah swt. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang. Berikut ini adalah tujuh kalimat thayyibah yang harus menjadi penghias bibir umat setiap waktu.

1. Bismillahirrahmanirrahim.
Diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita.
Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Juga setiap perbuatan kita, hendaknya semua berada di garis yang ditetapkan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu tak berkah."

19 HADIS NABI TENTANG WANITA

19 hadis Nabi mengenai wanita

1.     Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".
2.     Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,  maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
3.     Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
4.     Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
5.     Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

CAHAYA KEADILAN ILAHI

CAHAYA KEADILAN

" Hai orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran), karena Allah menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada Taqwa dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q.S. : Al - Maa’idah : 8) 

Keutuhan alam Islami tidak hanya berkaitan dengan kesatuan kosmos dan apa yang ada di balik alam dengan kesatuan prinsip ketuhanan itu sendiri, melainkan juga dengan kesatuan hidup individual masyarakat yang diatur oleh hukum Ilahi (Al-Syari’ah). Dengan menolak untuk membeda-bedakan antara yang suci dan yang profan, dengan mengintegrasikan agama pada seluruh segi kehidupan serta memasukkan kehidupan itu sendiri kedalam irama-irama ibadah dan tatanan nilai yang ditentukan oleh agama. Islam menciptakan suatu keutuhan dalam berbangsa dan bernegara yang direfleksikan dalam bentuk kasih sayang terhadap sesama. Alam Islam tradisional bukan hanya menjadi pusat kegiatan religius dalam pandangan sebagian orang, melainkan juga seluruh kehidupan masyarakat, yang meliputi kegiatan kultural, sosial, dan politik serta kegiatan ekonomis. Pembauran kualitas kekuatan dan aliran berbagai elemen semua diungkapkan dan ditonjolkan oleh alam Islam tradisional untuk mengingatkan setiap muslim akan ajaran Tuhan yaitu dalam bentuk alam semesta yang benar-benar muslim atau tunduk kepada kehendak Tuhan dengan mematuhi sifat dan hukum alamnya sendiri-sendiri serta jauh dari adanya percobaan untuk melawan dan menantang alam dan irama-iramanya, alam Islami tetap selalu selaras (Tanasub) dengan lingkungannya dan senantiasa melakukan perubahan untuk menciptakan lingkungan yang manusiawi, menjauhi pengingkaran titanis melawan hukum alam yang menjadi ciri manusia berbudaya dan berkepribadian serta menjunjung tinggi perikeadilan.