Senin, 10 April 2017

Khalifah di Bumi



KHALIFATUL ARDHI
( Pemimpin Di Muka Bumi )

"Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi, karena itu barang siapa yang kafir, maka akibat kekafirannya itu menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran dari orang-orang yang kafir tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya. Dan kekafiran orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian belaka" (QS. : Fathir : 39).

Dari semenjak kejadian manusia pertama (Abul Basyar) bapak dari semua manusia, yakni Adam Alaihisalam. hingga kini sudah ratusan bahkan jutaan ribu umat datang merantau ke planet bumi. Dan tidak seorangpun diantara mereka yang akan tinggal tetap di dunia ini selamanya. Semuanya telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. Di dalam perantauannya itu, mereka telah meninggalkan banyak bekas di laut dan di bumi. Semoga keberangkatannya itu akan menjadikan suatu pelajaran yang tidak ternilai untuk kita yang sekarang ini masih dalam keadaan bernafas. Dan mudah-mudahan kita semua tidak mengulangi perbuatan buruk yang sudah menjadi milik sebagian mereka.
Hendaklah melekat di dalam ingatan bahwa setiap diri manusia berasal dari Allah, dan pada hakikatnya manusia itu tidak memiliki apa-apa. Semua yang ada di alam dan pada diri kita, bahkan manusia itu sendiri adalah milik atau harta kepunyaan Allah. Terbukti ada jasad tanpa ruh, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka hayatilah dan syukurilah, hidup itu saja sudah merupakan nikmat dan rahmat Allah. Sedangkan panca indera - ilmu- harta-dan kedudukan adalah amanah yang diberikan Allah kepada manusia, yang sewaktu-waktu akan diambil kembali sesuai dengan ketetapanNya. Manusia hanyalah memperoleh barang titipan semata, ia diberi hak penuh untuk dipergunakan selama dalam perantauannya di bumi. Maka jika ia ingin menghitung-hitung berapa banyak rahmat dan nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya, pastilah ia tak sanggup menghitungnya (tak dapat dihitung saking banyaknya). Seperti tersebut dalam Al-Qur'an - Al'Karim : "Sesungguhnya KAMI telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan KAMI adakan di muka bumi itu sumber-sumber penghidupan, tetapi amat sedikit kamu bersyukur" (QS. Al'Araaf : 10).


PANDANGAN ILMUWAN TERHADAP PENCIPTAAN MANUSIA
Sejarah sudah mencatat bahwa ada beberapa ilmuwan yang menggemparkan isi dunia dengan komentarnya mengenai pendapat dan pandangannya terhadap proses terciptanya manusia. Seperti misalnya : "Bisthov Rayeer dan Haecke", pemuka ilmu biologi yang terkenal di jamannya, pada abad ke 16 , mereka berdua adalah penganut aliran "Animmalmus", mereka mereka mengatakan : bahwa "manusia itu tergolong pada jenis hewan, tetapi sangat musykil susunannya." "Charles Robert Darwin" yang terkenal dengan teorinya pada abad ke 14, berkomentar mengenai diri manusia dan yang sekaligus mempertegas ucapan/komentarnya Bisthov Rayeer dan Haecke tersebut, ia mengatakan bahwa : "manusia termasuk dirinya berasal dari monyet (orang utan) dengan evolusi, berubah bentuk dan akalnya menjadi manusia sekarang ini" Ucapannya ini telah membuat seisi dunia menjadi terheran-heran dan mungkin para malaikatpun turut tercengang dibuatnya. "HOLBAGH", yang hidup sebelum jamannya Darwin, yakni : pada abad ke 18, ia adalah seorang ahli filsafat terkemuka pada masa hidupnya dan seorang penganut aliran "Naturalismus" yang fanatik. Iapun pernah mengomentari tentang hal ikhwal manusia dalam proses terciptanya yakni : "Manusia adalah hasil ciptaan alam tanpa Tuhan", ucapan ini sebenarnya lebih parah dari ucapan Darwin, karena ia melibatkan nama Tuhan di dalamnya.
Jika kita melihat hasil komentar dari beberapa khalifah (pemimpin) tersebut diatas yang telah diberikannya kepada mereka suatu anugerah yang besar dan tak ternilai dari Tuhan semesta alam berupa ilmu/akal-kecerdikan dan kecerdasan pengetahuan yang luas yang tidak semua orang dapat memilikinya, mereka pada dasarnya diberi kebebasan dan berhak untuk menilai-menimbang -menyelidiki dan mengomentari. APA DAN BAGAIMANA SEBENARNYA MANUSIA ITU ? Akan tetapi apakah benar bahwa manusia itu tergolong jenis hewan … ?, dan apakah benar, bahwa manusia sebenarnya adalah hewan itu sendiri … ? . Serta benarkah alam dapat menciptakan manusia dengan tanpa keterlibatan Tuhan di dalamnya …?
Hasil penyelidikan (research) manusia sebagai khalifah (pemimpin) mengenai alam dan diri manusia, dari dahulu sampai sekarang selalu menjadi bahan pembicaraan dan perbincangan manusia dari berbagai lapisan (kalangan). Dari hasil penyelidikan dalam ilmu hayat dikatakan bahwa, segala macam atau jenis rumput- biji-bijian - buah-buahan dan apa saja yang dimakan oleh hewan, ternyata manusia juga memakannya. Memang dalam hal ini tidak bisa kita pungkiri, bahwa adanya persamaan sifat, tabiat atau kelakuan antara manusia dan hewan, yaitu apa-apa yang disenangi oleh hewan, manusia tak ketinggalan untuk menirunya. Bahwa ada beberapa jenis hewan yang memiliki sel darah, urat dan tulang belulang yang hampir tak ada bedanya dengan apa yang dimiliki oleh manusia. Mungkin berdasarkan fakta sejarah bahwa hewan-hewan lebih dahulu diciptakan Tuhan dan menempati planet bumi ini daripada manusia, maka orang-orang berpikiran bahwa : "Tuhan itu tidak ada" dan mengatakan bahwa : "manusia itu berasal dari hewan", dan mungkin juga berdasarkan hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa antara hewan dan manusia itu biologisnya sama !!. Maka dalam falsafah materialisme dan komunisme dikatakan bahwa : " manusia itu adalah hewan yang berakal …!" dengan kata lain, manusia telah diperhinakan, direndahkan harkat derajat dan martabatnya oleh sebagian manusia juga. Sedangkan Allah dan Nabi-Nabi Nya telah mengangkat manusia kepada tingkat yang lebih tinggi lagi mulia. Jadi kesimpulannya mereka (para ilmuwan) hanyalah menduga-duga saja tentang ciptaan Tuhan. Seperti tersebut dalam Al-Qur'an : "Jika kamu menuruti kebanyakan orang (kafir) di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti duga dan sangka belaka." Dan mereka tidak lain hanyalah berdusta "(QS. : Al-An'am : 116 ). Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali perasangkaan saja, sesungguhnya sangka-sangka itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS.: Yunus : 36).

MANUSIA DINILAI DARI SUDUT PANDANG ISLAM
Islam memberitahukan bahwa Allah telah menetapkan manusia menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi untuk mendidik manusia supaya ikhlas mentaati setiap peraturan dan undang-undang, baik yang datang dari Allah ataupun dari Nabi-Nabi dan yang datang dari Negara atau Pemerintahan yang sah. Islam memberi pengajaran dan pendidikan kepada manusia dari jaman dahulu sampai dengan generasi terakhir yang mempusakai dunia, agar masing-masing mengenal diri dan meyakimi dengan jiwa raganya bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah pencipta, dan bukan diciptakan. Islam mendidik manusia agar setiap diri mau bersyukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT, yang tak terhingga banyaknya atas mereka. Sehingga hidup akan penuh dengan kebaktian ( ibadah) hanya kepada Allah dengan tanpa perantara. Islam mendidik manusia agar berani menegakan kebenaran, kebaikan, kejujuran dan keadilan dan peringatan keras terhadap Orang-orang yang melanggar batas ketentuan Tuhan Yang Maha Esa maupun ketentuan Negara (Hukum Negara) dan sesama makhluknya. "Dan sesungguhnya KAMI (Allah) yang menciptakan manusia. KAMI mengetahui apa-apa yang dibisikan oleh hatinya. Karena KAMI lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya sendiri " (QS: Al-Qaf:16). Allah mengetahui apayang masuk kedalam Bumi dan apa yang keluar dari padaNya. Mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadaNya. Dan DIA bersama Kamu dimana saja Kamu (manusia) berada. Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS:Al-Hadiid:4).

MANUSIA DALAM PENJAJAHAN HAWA NAFSU
Sebagian besar manusia perhatiannya sangat tertarik pada larangan, karena enggan melakukan yang disuruh Tuhan. Sangat terpengaruh kepada harta benda kekayaan duniawi, karena mengabaikan kebutuhan rohani. Nekad melakukan yang buruk lagi tercela karena tergoda oleh setan dan tergoda oleh manusia yang durhaka. Ingkar kepada petunjuk Tuhan lalu melibatkan diri ke dalam syirik. Bebicara seperti orang latah, karena lidah tidak disesuaikan dengan isi kitab Allah dan tuntunan Nabi. Kurang rasa malu karena iman tidak bersinar didalam qolbu (hati). Suka melanggar peraturan tanda kelemahan iman didalam dada. Yang haram dihalalkan - yang salah dibenarkan. Seperti yang di firmankan Allah dalam Al-Qur'an : " Dan siapa-siapa yang memberi pertolongan dalam usaha-usaha kebaikan, niscaya dia akan memperoleh bagian dari padaNya. Dan siapa-siapa yang memberi pertolongan dalam perkara kejahatan (baik terhadap Allah maupun terhadap Manusia), niscaya dia akan memikiul sebagian tanggung jawab mengenai dosanya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS:An-Nisa:85).
Negara kita berdasarkan azas KETUHANAN YANG MAHA ESA, dan ini merupakan suatu tuntunan suci, agar setiap orang itu dapat membebaskabn dan menolong dirinya dari penjajahan hawa nafsu - dogma dan pengaruh buruk lingkungan. Disamping itu agar manusia berusaha menanamkan satu itikad yang keras membaja tentang wahyu Illahi yang menyebutkan bahwa Allah itu Maha Suci dari sifat buruk yang manusia berikan kepadaNya. Dzat yang suci itu menyebut dirinya: "Al-Khalik". KHALIK menciptakan alam termasuk manusia, karena alam diciptakan olehNya, maka dinamakanlah alam ini "MAKHLUKNYA". Makhluk itu sendiri ada yang kelihatan mati, tidak bernyawa, misalkan saja "Batu-Tanah-Emas-Perak-Besi-Timah" dan lain-lain. Walaupun pada hakikatnya mereka itu sebenarnya hidup. Yaitu sebagaimana telah dibuktikan oleh Ilmu Pengetahuan Alam, bahwa setiap benda terdiri berjuta-juta molekul. Molekul terdiri atom. Atom terdiri dari elektron dan proton. Elektron ternyata hidup dan tetap berputar mengelilingi proton dengan kecepatan : 300.000.000. m/detik. Dengan melihat kenyataan ini semua, terjadilah suatu kesimpulan bahwa tidak ada istilah benda mati, baik di dalam istilah ilmu pengetahuan maupun didalam pandangan didalam Islam sendiri. Disamping itu ada mahluk nyata hidup bernyawa, misalnya : Jin - Malaikat - Manusia - Hewan dan Tumbuh-tumbuhan. Diantara seluruh mahluk Tuhan ini, maka manusialah yang paling kompleks - ruwet atau musykil. Hal ini diakui oleh ilmu pengetahuan, falsafah dan Islam, karena sebagian besar manusia itu pada dasarnya tidak mau beriman - bersyukur dan beribadat kepada Tuhannya. Ia (manusia) lebih cenderung untuk mempersolek lahirnya daripada batinnya, yang sebenarnya menjadi pusat penilaian Allah atas hamba-hambanya. " YANG DEMIKIAN ITU ADALAH KARENA SESUNGGUHNYA MEREKA MENGIKUTI APA YANG MENIMBULKAN MURKA ALLAH DAN MEMBENCI APA YANG MENIMBULKAN RIDHONYA, MAKA ALLAH MENGHAPUS PAHALA AMAL-AMAL MEREKA" (QS. : Muhammad : 28).
" DAN SIAPA-SIAPA YANG BUTA DI DUNIA, MAKA NANTI DI AKHIRATPUN AKAN BUTA PULA, BAHKAN LEBIH SESAT JALANNYA" (QS. Al-Isra : 72).

SIKAP KEPEMIMPINAN MANUSIA
Sesungguhnya di setiap masa dan jaman didapati ada manusia yang beruntung dan ada pula manusia yang merugi. Sudah tercatat dalam sejarah dan dalam kitab suci, bahwa di sepanjang jalan kehidupannya manusia itu senantiasa mengalami rugi. Jika tidak rugi harta benda ia pasti akan menemui kerugian lainnya. Baik itu rugi waktu - rugi penglihatan - rugi pendengaran atau rugi akan amal perbuatan. Diatas segala-galanya itu adalah bagi yang enggan beriman, karena ingkar kepada petunjuk Tuhan, yang menyebabkan timbul penyesalan di hari kemudian. Hal ini sudah berulangkali dijelaskan oleh Tuhan di dalam Al-Qur'an. Maka modal yang paling baik dan wajib dimiliki oleh setiap manusia adalah " IMAN KEPADA ALLAH DAN HARI KIAMAT ". Memperbanyak amal ibadat agar tehindar dari kutuk dan laknat. Modal inilah yang merupakan bekal, dan menjadi pedoman bagi manusia-manusia dan yang merangkap pula sebagai pemimpin (Pengayom) di muka bumi.
" Seorang pemimpin sejati akan selalu menyadari bahwa : Segala sesuatu yang telah mencapai puncaknya, lambat tapi pasti akan berkurang, hingga habis sama sekali "
Sebutan atau jabatan seorang pemimpin adalah hal yang luar biasa sekali, yang didapatnya hanya dari Allah SWT., sebagai suatu anugerah (pangkat) yang besar untuk agar dapat digunakan sebagaimana mestinya, pada jalan yang diridhoi Allah. Seorang pemimpin harus pandai mengatur hidup dan kehidupannya - harus pandai mengatur (membagi) waktu - harus tahan uji, sabar dan tawakal - dan harus bisa mengesampingkan urusan pribadi, baik itu menyangkut hati dan perasaannya maupun terhadap orang-orang terdekat yang dikasihinya. Pemimpin yang baik akan selalu tanggap terhadap situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga - ia harus pandai memelihara lidahnya - pandai mengatur langkahnya - dan segala tindakan dan keputusannya harus selalu dilandasi "RASA CINTA KASIH DAN KEBAJIKAN YANG LUHUR".
"Seorang pemimpin bijaksana yang mengetahui hukum alam, akan dapat menyesuaikan hidupnya, hingga dapat selamat dan bahagia, pikirannyapun akan tenteram dan damai".

LIMA LANGKAH YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN
Langkah pertama adalah : TABAH (Ketabahan)
"Tabah dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Tuhan Semesta Alam, melalui perantara manusia-manusia walau teramat berat sekalipun kita memikul dan merasakannya ".
Langkah kedua adalah : TEGUH (Keteguhan)
" Teguh dalam pendirian dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sangat sulit sekalipun. Karena tanpa ada keteguhan di dalam jiwa seorang pemimpin, mana mungkin ia akan dapat memimpin sesuatu yang sifatnya yang berskala besar".


Langkah ketiga adalah : TEKUN (Ketekunan)
" Tekun didalam mengerjakan hal apapun yang ada kaitan dengan kepemimpinannya, tekun dalam arti kata tidak mudah bosan (jenuh), dan semua pekerjaannya itu harus dilakukan dengan rasa ikhlas dan ridho serta dengan hati yang senang. Karena bagaimana mungkin seseorang itu dapat berhasil dalam bidangnya jika semua pekerjaan yang dilakukannya itu tanpa ada ketekunan dan hati yang senang didalamnya".
Langkah keempat adalah : ADIL (Keadilan)
"Adil dalam arti kata tidak berat sebelah dan menginginkan segala sesuatunya itu : sama rata dan seimbang, rasa keadilan ini hanya dapat timbul dari suatu ketegasan hati dalam mengemukakan kebenaran, karena tidaklah mungkin seseorang itu dapat berlaku adil, selama ia masih menyembunyikan sesuatu yang benar di dalam hati dan perasaannya. Jadi garis besarnya adalah : seseorang itu harus berani mengemukakan suatu kebenaran."
"ANGKATLAH KEBENARAN ITU KEPERMUKAAN WALAUPUN BERESIKO DAN PAHIT HASILNYA, KARENA MEMANG ITULAH YANG HAQ, YANG SUDAH SEHARUSNYA DAN LAYAK UNTUK DIKEMUKAKAN".
"Karena barang siapa yang berusaha menyembunyikan sesuatu yang benar, maka laknatullah akan turun kepadanya, tinggal masalah waktu saja".
Langkah kelima adalah : YAKIN (Keyakinan)
"Yakin bahwa segala sesuatunya akan membuahkan hasil positif dari apa-apa yang telah dilakukan dalam masa-masa kepemimpinannya, karena pekerjaan apaun juga tidaklah akan mungkin membuahkan suatu hasil yang mengenakkan, jika tidak dilandasi oleh suatu Keyakinan yang kuat dalam mengerjakannya. Dan jika keempat langkah tersebut sudah benar-benar terkuasai dan MENYATU - LEBUR - LULUH dalam (diri) kehidupan seseorang, maka ia harus yakin (haqqul yaqin), bahwa saat ini ia adalah seorang KHALIFATUL ARDHI SEJATI. Dan Allah SWT. telah menjanjikan SURGA, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai bagi seorang pemimpin yang BAIK - JUJUR - RENDAH HATI - tidak bertindak sewenang-wenag - mau menanggapi nasehat dan saran-saran dari bawahannya yang jujur dan setia - jangan suka memanfaatkan situasi. Tidak mencari kesempatan didalam kesempitan dan selalu memperhatikan bawahannya, dengan RASA CINTA KASIH, DAN RASA TANGGUNG JAWAB YANG TINGGI dengan berlandaskan : "KEBAJIKAN YANG LUHUR DAN TANPA ADA PAMRIH DIDALAMNYA".
"Lihatlah kepada orang yang dibawah kamu, janganlah selalu melihat kepada orang yang diatas kamu. Yang demikian itu adalah lebih baik dan layak untuk tidak merendahkan nikmat Allah kepada kamu".(Al Hadits)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar