Senin, 15 Mei 2017

Metode Spiritual



METODE SPIRITUAL

Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
email: samidi.khalim@yahoo.co.id


"Barang siapa hidup tanpa dorongan keinginan egoisme, maka ia termasuk orang yang pandai mengatur hidupnya"

Lintasan sejarah dalam cakrawala kehidupan manusia sesungguhnya melalui perjalanan spiritualnya untuk menuju sumber kebahagiaan dan persatuan yang hanya dimungkinkan oleh daya penglihatannya yang tajam terhadap realitas surgawi dibalik bentuk keduniawian, karena eksistensi segala sesuatu adalah identik dengan hubungan antara wujud khusus dengan Yang Maha Wujud, sehingga eksisten-eksisten hanya menjadi ada dalam hubungannya dengan yang Maha Mutlak. Manusia menjalin sejarah-sejarah dan perumpamaan dengan formulasi doktrin dan praktik ibadah secara langsunbg yang meliputi seluruh eksistensi manusia dan berbagai persoalan serta rintangan-rintangan dalam pencariannya terhadap yang Maha Benar, yakni ; Sebuah pencarian yang juga berarti sebuah perjalanan yang bermula dari sesuatu yang membingungkan jiwanya sendiri menuju pusat dunia yang berkilauan dengan dalih surgawi yang mensucikan hatinya

Ekspresi universal kehidupan dan jalan inisiatik manusia dimungkinkan oleh tingginya tingkatan dari suatu keinginan untuk mencapai tangga-tangga kepuasan diri yang bersifat lahiriah atas segala sesuatu. Baik itu kepuasan dalam berkarya, kepuasan dalam meniti karier dan jabatan, serta kepuasan dalam bidang kehidupan dunia lainnya, karena tiada satu aspekpun dari perbuatan manusia yang sudah merasa cukup puas dengan apa-apa yang telah dilakukannya. Pada dasarnya sifat asli dari manusia selalu ingin mendapatkan sesuatu yang "TER" (terpandang - terpandai - terkuat - terhebat dan ter sebagainya). Hasrat keinginan yang "TER" inilah yang akan menuntun manusia untuk berupaya dengan berbagai cara dalam meraih suatu cita-cita dan pengharapan yang berkobar, laksana sumber api yang membakar dan menjalar secara perlahan untuk membakar semua penghalang yang merintangi perjalanan cita-cita dan pengharapannya. 

Manusia mempunyai lebih banyak waktu senggang di siang hari dari pada waktu untuk menunaikan perintah syariah . Perintah-perintah tersebut meliputi shalat - puasa - haji dan sebagainya; Sedangkan aktivitas lainnya seperti mencari mata pencaharian atau mengurus keluarga, juga merupakan kewajiban religius selama dikerjakan sesuai dengan syariah . Namun sudah menjadi sifat manusia, bahwa manusia cenderung melupakan Tuhan dalam berbagai aktivitas, mulai dari transaksi ekonomi, sampai mengisi waktu senggang. Dalam kosmologi Islam disebutkan bahwa ; nafsu keinginan manusia itu tidak akan pernah terpuaskan sebelum ia berdiri di puncak kekuasaannya. Dalam pengertian universalnya nafsu keinginan seseorang untuk mencapai tujuannya dijadikan kriteria ampuh pada proses pencapaian tersebut, beserta hasil-hasilnya, karena tiada yang otentik manusiawi jika tidak memiliki kwalitas tersebut. Sepanjang nafsu keinginan manusia itu tidak membahayakan dan tidak merugikan manusia lainnya, maka pada hakikatnya merupakan saksi pengejawantahan Yang Maha Esa dalam yang banyak, dan memungkinnya untuk merasakan kebahagiaan yang tak terperikan dari kedekatan dengan Yang Maha Esa. Sedangkan nafsu keinginan yang tanpa batas dan tak pernah puas pada diri manusia akan banyak menimbulkan bencana pada suatu negeri, dan nafsu keinginan yang tanpa batas ini pula-lah yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Orang-orang bijak masa lampau mengatakan : Tak ada bencana yang lebih besar selain nafsu keinginan yang egois

Tidak jarang manusia memiliki nafsu keinginan tanpa batas itu akan melakukan hal apapun dengan berbagai cara, yang harampun akan menjadi halal dalam hati dan fikirannya, yang salah akan terlihat benar dalam pandangannya. Hal ini dapat terjadi karena jiwa dan fikirannya telah kosong, dan kekosongan itu sendiri kemudian dengan cepat dipenuhi oleh kekacauan, kegaduhan dan kebiasaan terburuk dari dunia modern sebagaimana yang dialami oleh banyak orang sekarang ini. Sebagai akibat hilangnya satu bagian dari jiwanya, ia bukan saja mengalami kegagalan dan kerugian, namun iapun telah kehilangan keyakinan diri sama sekali. Jiwa dan fikiran muslim tradisional selalu dijiwai oleh kekayaan khazanah Islam tradisional. Yang terus tersedia, pertama oleh sikap-sikap yang bersumber dari ayat Al-Qur’an, dan kedua dari peribahasa bentuk-bentuk visual yang aspek-aspek keseluruhannya memantulkan etos Islam yang terdalam. Ketika seorang muslim tradisional berbicara, maka syair-syair yang keluar dari bibirnya selalu menegaskan nilai-nilai Islam. Jiwanya benar-benar merasakan sejuknya ketenangan sebuah masjid atau rumah (tempat) dimana ia tinggal ; sementara pendengarannya yang terbiasa dengan keindahan surgawi dari tilawah Al-Qur’an yang menggemakan seluruh kehidupan manusia untuk mengingatkannya akan kehadiran Tuhan kemanapun ia melangkah pergi. Bagi orang yang senantiasa ingat kepada Allah, Islam selalu menjadi pendorong yang sangat bernilai bagi kehidupan spiritualnya dan sarana untuk agar dapat merenungkan realitas Tuhan (Al Haqa’iq). Orang yang mengetahui kebenaran inilah yang akan terpelihara dan terjaga dari pembangkitan nafsu-nafsu hewani. Secara esoteris Islam menjadi sarana untuk mengubah perasaan dan jiwa dalam pembentukan moral manusia. Dia akan mengetahui siapa yang berada disana, dan mereka yang berada disini tidak akan mengetahui eksposisinya. Ajaran ini bukanlah untuk yang masih mentah yang akan mudah terjerumus ke dalam lembah keragu-raguan, dan bukan bagi orang asing yang terdampar karenanya. Sebab ini adalah warisan Musa, rahasia Isa, semangat Adam, kesungguhan persahabatan Ibrahim, ratapan Ya’qub, penderitaan Ishaq, hiburan Ismail, kekuatan Dawud, obat penawar Ayub, ketakutan Yunus, kerinduan Yusuf, kemegahan Sulaiman dan ketulusan hati Muhammad Saw; semoga Allah Yang Maha Pengasih melimpahkan kesejahteraan kepada mereka semua.

Dengan bantuan doktrin dan metode spiritual, manusia mampu memahami siapa dirinya dengan meninggalkan apa saja yang menyesatkannya untuk mengetahui hakikat dirinya, dan mampu membawa manusia meraih ketentraman dan kedamaian yang tersembunyi di pusat wujudnya, serta pencapaiannya dapat dilakukan setiap orang pada setiap kesempatan, ia dapat pula membebaskan manusia dari prahara yang menghancurkan dari kehidupan ini, dari kericuhan dunia eksternal tanpa perlu meninggalkan dunia itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar