Selasa, 22 Mei 2018

Riset Balai Litbang Agama Semarang: 42% Mahasiswa Kampus Umum Dukung Khilafah


Hasil riset Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Agama Semarang, Kementerian Agama RI mengungkap terdapat 42 persen mahasiswa yang mendukung berdirinya negara khilafah di Indonesia.
”Kesimpulan riset menunjukkan, ada mahasiswa yang tidak setuju (Indonesia menggunakan) asas Pancasila sebanyak 7 persen, mendukung berdirinya khilafah 42 persen, dan anggapan demokrasi bertentangan dengan Islam sebanyak 23 persen,” kata peneliti Balitbang Semarang, Dr. Samidi pada seminar “hasil penelitian kolaboratif tahun 2018” di Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Mei 2018.
Riset bertema “keberagamaan mahasiswa di perguruan tinggi umum dalam konstelasi kebangsaan” ini dilakukan pada enam perguruan tinggi umum di lima provinsi di Indonesia.
“Lokasi penelitian di enam kampus, yakni di Jawa Tengah satu kampus, Jawa Timur dua kampus, NTB satu kampus, Kalimantan Barat satu kampus, dan Kalimantan Tengah satu kampus,” tambahnya.
Riset dengan metode kualitatif deskriptif ini mengungkap, kajian keislaman pascareformasi di perguruan tinggi umum didominasi kajian Islam Timur Tengah. Seperti Wahabi-Salafi dan Ikhwan al-Muslimin.
Islam Politik
Para aktifis ini mengandalkan LDK-UKI masjid untuk mengembangkan kajian. Sementara anak-anak muda NU baru belakangan kuliah di kampus umum dan pegiat HMI, IMM, dan PMII cenderung pada pemikiran gerakan kiri dan belum mampu menggeser LDK atau KAMMI. Walhasil, wajah Islam politik di kampus umum cukup menonjol.
Tampaknya, pemahaman keagamaan mahasiswa kampus umum sejalan dengan bacaannya. Mereka lebih gemar membaca tulisan-tulisan karya penulis populis dibanding karya akademik pemikir atau kiai pesantren.
“Tulisan atau karya tokoh Islam yang banyak dibaca oleh mahasiswa, baik itu dalam bentuk cetak maupun daring yakni Felix Siauw 311, Habiburrahman El-Shirazy 228, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 197, Salim A Fillah 196, M Quraish Shihab 160 responden,” sambung Samidi.
Responden Muslim sebanyak 688 dari enam kampus umum negeri ini juga dikonfirmasi soal pandangan terhadap penganut agama lain. Mereka disuguhkan pertanyaan apakah mahasiswa non Muslim dilarang mencalonkan diri sebagai ketua BEM kampus?
Calon BEM non Muslim
“Hasilnya, setuju (non Muslim dilarang mencalonkan diri sebagai ketua BEM) sebanyak 29 persen, tidak setuju 70 persen, dan tidak menjawab satu persen. Pertanyaan selanjutnya, apakah warga minoritas non Muslim sebaiknya tidak melakukan peribadatan di lingkungan mayoritas Muslim? Jawabannya setuju 16 persen, tidak setuju 83 persen, dan tidak menjawab 1 persen,” lanjutnya.
Masih berdasarkan hasil riset, sebanyak 51 persen responden memandang setuju undang-undang negara ini harus menggunakan hukum Islam. Sementara yang tidak setuju 47 persen, dan tidak menjawab 2 persen.
Namun, ada pandangan yang melegakkan dari responden terhadap dasar negara Pancasila. Responden yang mayoritas aktifis keagamaan Islam ekstra dan intra kampus juga memandang, ada 93 persen yang setuju bahwa Pancasila tepat menjadi dasar negara Indonesia, tidak setuju 6 persen, dan tidak menjawab satu persen.
Meskipun demikian, masih ada pandangan dari mahasiswa bahwa demokrasi bertentangan dengan syariah Islam. “Sebanyak 23 persen setuju sistem demorasi bertentangan dengan syariat Islam, tidak setuju 76 persen, dan tidak menjawab satu persen,” paparnya.
Kekerasan dan Kemungkaran
Sebanyak 35 persen responden juga setuju bahwa kelompok yang menyimpang dari ajaran agama Islam harus diusir, yang tidak setuju 63 persen, dan tidak menjawab dua persen.
Mereka juga masih ada yang berpandangan boleh menggunakan kekerasan untuk memerangi kemungkaran setuju 28 persen, tidak setuju 70 persen, dan tidak menawab dua persen.
Pada pembukaan seminar, Kepala Balitbang Agama Semarang Prof. Koeswinarno mewanti-wanti kepada semua pihak supaya menanggapi hasil riset ini dengan pemikiran jernih dan sehat.
“Saya mewanti-wanti kepada semuanya dan peserta seminar ini, supaya mencerna hasil penelitian ini dengan sehat. Yakni menempatkan pada ranah hasil riset. Karena hasil riset ini sesuatu yang sangat sensitif, yakni soal keyakinan keagamaan,” terangnya. 

Senin, 15 Mei 2017

Metode Spiritual



METODE SPIRITUAL

Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
email: samidi.khalim@yahoo.co.id


"Barang siapa hidup tanpa dorongan keinginan egoisme, maka ia termasuk orang yang pandai mengatur hidupnya"

Lintasan sejarah dalam cakrawala kehidupan manusia sesungguhnya melalui perjalanan spiritualnya untuk menuju sumber kebahagiaan dan persatuan yang hanya dimungkinkan oleh daya penglihatannya yang tajam terhadap realitas surgawi dibalik bentuk keduniawian, karena eksistensi segala sesuatu adalah identik dengan hubungan antara wujud khusus dengan Yang Maha Wujud, sehingga eksisten-eksisten hanya menjadi ada dalam hubungannya dengan yang Maha Mutlak. Manusia menjalin sejarah-sejarah dan perumpamaan dengan formulasi doktrin dan praktik ibadah secara langsunbg yang meliputi seluruh eksistensi manusia dan berbagai persoalan serta rintangan-rintangan dalam pencariannya terhadap yang Maha Benar, yakni ; Sebuah pencarian yang juga berarti sebuah perjalanan yang bermula dari sesuatu yang membingungkan jiwanya sendiri menuju pusat dunia yang berkilauan dengan dalih surgawi yang mensucikan hatinya

Selasa, 18 April 2017

Rezeki dan Dosa



Rezeki & Dosa
Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id


Apa itu Rezeki..???
Manusia sering bimbang mengenai rezekinya apakah ada atau tidak cukup? Tetapi apakah itu rezeki? Adakah harta atau uang itu rezeki?
Menurut Islam, Allah S.W.T. berkehendak pada kita supaya berkata benar dan jangan melakukan yang batil. Buatlah apa yang diridhai Allah dan ketahuilah bahawa rezeki kita berada di tangan-Nya. Tidak seorang pun yang dapat mengambil atau menghambat rezeki kita. Allah telah menerangkan kepada kita bahawa Ia mengaruniakan Qarun dengan harta yang banyak. Namun Qarun tidak pernah puas karena angkuh.
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui bahawasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? (Surah Al-Qasas: 78)
Sesungguhnya rezeki itu tidak berperanan pada harta, derajat, keturunan atau pangkat saja, malah ia memainkan peranan mendapatkan keridhaan Allah dari segi ucapan dan amalan. Di sinilah kita dapat memahami maksud firman Allah berikut, yang bermaksud:
"Dan jadilah orang-orang (yang sebelumnya) itu mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: Aduhai, benarlah Allah telah melapangkan rezeki bagi sesiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan kurniaNya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah! Tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). (Surah Al-Qasas: 82)
Allah telah mengaruniakan orang-orang yang bermaksiat terhadap-Nya dengan harta yang banyak atau derajat keduniaan yang tinggi.

Senin, 10 April 2017

Khalifah di Bumi



KHALIFATUL ARDHI
( Pemimpin Di Muka Bumi )

"Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi, karena itu barang siapa yang kafir, maka akibat kekafirannya itu menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran dari orang-orang yang kafir tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya. Dan kekafiran orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian belaka" (QS. : Fathir : 39).

Dari semenjak kejadian manusia pertama (Abul Basyar) bapak dari semua manusia, yakni Adam Alaihisalam. hingga kini sudah ratusan bahkan jutaan ribu umat datang merantau ke planet bumi. Dan tidak seorangpun diantara mereka yang akan tinggal tetap di dunia ini selamanya. Semuanya telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. Di dalam perantauannya itu, mereka telah meninggalkan banyak bekas di laut dan di bumi. Semoga keberangkatannya itu akan menjadikan suatu pelajaran yang tidak ternilai untuk kita yang sekarang ini masih dalam keadaan bernafas. Dan mudah-mudahan kita semua tidak mengulangi perbuatan buruk yang sudah menjadi milik sebagian mereka.
Hendaklah melekat di dalam ingatan bahwa setiap diri manusia berasal dari Allah, dan pada hakikatnya manusia itu tidak memiliki apa-apa. Semua yang ada di alam dan pada diri kita, bahkan manusia itu sendiri adalah milik atau harta kepunyaan Allah. Terbukti ada jasad tanpa ruh, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka hayatilah dan syukurilah, hidup itu saja sudah merupakan nikmat dan rahmat Allah. Sedangkan panca indera - ilmu- harta-dan kedudukan adalah amanah yang diberikan Allah kepada manusia, yang sewaktu-waktu akan diambil kembali sesuai dengan ketetapanNya. Manusia hanyalah memperoleh barang titipan semata, ia diberi hak penuh untuk dipergunakan selama dalam perantauannya di bumi. Maka jika ia ingin menghitung-hitung berapa banyak rahmat dan nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya, pastilah ia tak sanggup menghitungnya (tak dapat dihitung saking banyaknya). Seperti tersebut dalam Al-Qur'an - Al'Karim : "Sesungguhnya KAMI telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan KAMI adakan di muka bumi itu sumber-sumber penghidupan, tetapi amat sedikit kamu bersyukur" (QS. Al'Araaf : 10).

Selasa, 04 April 2017

HAKIKAT DO'A DAN DZIKIR



HAKIKAT DO'A DAN DZIKRULLAH

Firman Allah dalam Al-Qur'an : 
"Berdoalah kepadaku niscaya kuperkenankan bagimu". "Dengan mengingat Allah hati menjadi tentram".

Berdoa dan dzikrullah (ingat kepada Allah) adalah sarana yang paling tepat dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Tuhan Yang Esa atas anak cucu Adam. Karena doa dan dzikir memungkinkan pengaksesan kesunyian yang tersembunyi di pusat wujud manusia. Kesunyian yang merupakan bentuk irama doa dan dzikir paling merdu, yang hanya di dengar oleh para wali-wali Allah dan merupakan sumber seluruh aktivitas serta perbuatan yang penuh arti, sekaligus menjadi sumber keberadaan dan kehidupan manusia. " Islam menjadikan irama doa dan dzikrullah sebagai getaran dan gema dari realitas yang transenden dan sekaligus imanen". Tuhan memerintahkan kepada manusia agar memperbanyak doa dan dzikir, untuk dapat mengenal dirinya sendiri dan kemudian mengenal Tuhannya dengan sebenar-benarnya. Dengan bantuan doktrin dan metode spiritual, manusia akan mampu memahami siapa dirinya, dengan meninggalkan apa saja yang menyesatkan untuk dapat mengetahui hakikat dirinya. " Doa dan dzikrullah mampu membawa manusia meraih ketentraman dan kedamaian yang tersembunyi di pusat wujudnya", dan pencapaian dapat dilakukan oleh setiap orang pada setiap kesempatan dalam membebaskan manusia dari prahara yang menghancurkan dalam kehidupan ini dan dari kericuhan dunia eksternal, tanpa perlu meninggalkan dunia itu sendiri, karena tujuan berdoa dan berdzikir adalah membawa manusia dari dunia bentuk ke dunia ruh; namun karena dia tinggal di dunia bentuk (material) dan pada awal perjalanan spiritual tidaklah terlepas darinya, maka dengan menggunakan dunia bentuk sedemikian rupa, doa dan dzikrullah mengarahkan perhatian manusia kedunia spiritual, namun bersamaan dengan itu sekaligus juga merupakan simbol dan tangga untuk dapat mencapai persatuan dan kesatuan yang mengikat erat antara manusia dengan Tuhannya.

Rabu, 22 Maret 2017

Kitab Tauhid Jawan Karya KH. R. Asnawi



Studi Kitab Tauhid Jawan Karya KH. R. Asnawi
Di Ponpes Darul Ulum Ngembalrejo Bae Kudus
Samidi Khalim
Balai Litbang Agama Semarang
Email: samidi.khalim@yahoo.co.id


I. Pendahuluan
Pondok pesantren salaf mengajarkan berbagai macam ajaran Islam yang didasarkan pada kitab kuning, dari aqidah, tauhid, syariat, dan juga akhlak. karena pondok pesantren merupakan salah satu benteng pertahanan masyarakat dari gempuran ideologi dan paham-paham dari luar. Kitab tauhid yang berisi ajaran tauhid (mengesakan Allah) merupakan ajaran pokok dalam Islam, atau dengan kata lain doktrin sentral bagi umat Islam. Selain itu, Pesantren di Indonesia merupakan satu di antara beragam institusi pendidikan Islam yang berperan dalam membentuk masyarakat Indonesia dengan menyediakan pendidikan dan pengajaran. Lembaga ini juga telah melahirkan beberapa ulama, pemimpin masyarakat serta guru untuk madrasah-madrasah (Dhofier, 1995).
Komponen utama pondok pesantren terdiri dari pengasuh pondok pesantren, santri, masjid, kitab kuning dan komplek pondok pesantren (Dhofier,1982). Semua aspek tersebut saling terkait satu sama lainya, pengasuh pondok pesantren adalah pengajar utama sekaligus pemimpin pondok pondok pesantren. Santri merupakan murid di pondok pesantren yang memiliki hubungan dekat dengan kyai yakni hubungan antara murid dan guru, hubungan ini berlangsung terus menerus tidak hanya terbatas ketika santri belajar di pondok pesantren namun juga berlanjut sampai ketika santri kembali ke masyarakat. Masjid  merupakan pusat kegiatan dilangsungkan, di tempat inilah orang-orang pondok pesantren sembahyang dan belajar ilmu-ilmu agama. Sementara komplek pondok pesantren berfungsi sebagai tempat tinggal santri. Sedangkan kitab kuning yang berisi ilmu ilmu keagamaan berperan sebagai referensi dan bahan ajar yang digunakan selama proses belajar mengajar.

Senin, 20 Maret 2017

TASAWUF SEBAGAI TERAPI (PERSPEKTIF KONSELING ISLAMI)



                                                                    Samidi Khalim
                                                         Balai Litbang Agama Semarang
                                                      Email: samidi.khalim@yahoo.co.id 
 

Abstrak
Kemajuan yang telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, budaya dan politik, mengharuskan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu mampu melakukannya sehingga yang terjadi justru masyarakat atau manusia yang menyimpan banyak problem. Tidak semua orang mampu untuk beradaptasi, akibatnya adalah individu-individu yang menyimpan berbagai problem psikis dan fisik, dengan demikian dibutuhkan cara efektif untuk mengatasinya.
Berbicara masalah solusi, kini muncul kecenderungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran Islam muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pencipta. Selain itu berkembang pula kegiatan konseling yang memang bertujuan membantu seseorang menyelesaikan masalah. Karena semua masalah pasti ada penyelesaiannya serta segala penyakit pasti ada obatnya. Peluang tasawuf dalam menangani penyakit-penyakit psikologis atas segala problem manusia, semakin terbentang lebar di era modern ini.

      Kata Kunci : Tasawuf, Terapi, Konseling Islam

A.  Pendahuluan
Tulisan ini berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan cenderung berorientasi pada materirialistik, skolaristik, dan rasionalistik dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kenyamanan, tetapi justru melahirkan abad kecemasan (the age of anxienty). Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang memberikan segala fasilitas kemudahan, ternyata juga memberikan dampak berbagai problema psikologis bagi manusia itu sendiri.